Sekilas
Tentang H.B Jassin Terhadap Perkembangan Sastra Indonesia
Post by Muhammad Andi Fitrahman
Indonesia adalah Negara yang kaya akan Suku dan
Budaya. Salah satu bagian budaya yang dimiliki bangsa Indonesia adalah Sastra.
Sastra tidak lepas dengan sosok yang disebut dengan manusia sebab sastra bagian
dari budaya dan budaya adalah bagian dari manusia itu sendiri. Kemunculan dan
kemasyhuran Sastra Indonesia tidak lepas dari tangan-tangan kreatif pendahulu
kita. Sebagai generasi baru kita patut bersyukur dan berterimakasih dengan
adanya inovasi yang mereka miliki. Sebab, kita bisa belajar dan mengenal apa yang
disebut dengan Sastra itu ?.
Salah satu tokoh sastrawan yang sangat berjasa akan
kelestarian Sastra Indonesia adalah Hans Bague Jassin atau dikenal dengan
sebutas H.B. Jassin. Beliau adalah seorang Kritikus, Sastrawan dan Seniman.
H.B. Jassin lahir di Gorontalo, 31 Juli 1917 dan telah mengenyam pendidikan di
HIS Gorontalo (1932), HBS-B 5 tahun di Medan (1939), Fakultas Sastra di
Universitas Indonesia (1957), di Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-1959)
dan menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia (1975)
(Jassin, 1994:103).
Kehadiran H.B. Jassin di dunia Sastra sangat
berkaitan dengan perkembangan Sastra Indonesia. Bagaimana beliau berinisiatif
supaya sejarah, tokoh-tokoh sastrawan dan hal-hal yang menyangkut tentang
sastra perlu didokumentasikan supaya kelestarian sastra Indonesia tetap ada ,
terjaga sepanjang masa dan menghindari terjadinya kepunahan. Dengan adanya
pendokumentasian orang-orang dapat membaca, mengkaji ulang dan mengajarkan
disekolah-sekolah sehingga tetap terjaga sampai ke generasi selanjutnya. Pusat
Dokumentasi Sastra yang sebelumnya bernama Yayasan
Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Didirikan pada tanggal 28 Juni 1976
(Jassin, 1994:6). Pendokumentasian ini berawal dari sebuah hobi mengumpulkan
berbagai karya-karya sastrawan, yang ditekuni sejak masih muda. Karena lembaga
yang dimiliki H.B. Jassin ini sangat menarik
perhatian. Kemudian mendapat bantuan dari pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (dahulu Lembaga Bahasa Nasional) dan Dewan Kesenian
Jakarta (Jassin, 1994:7). Lambat laun
lembaga ini mulai mengalami kemajuan berkat kerja keras dan usaha yang tulus
serta bantuan-bantuan yang diberikan.
Bangsa
Indonesia memberikan apresiasi yang besar kepada beliau. Kemasyhuran dan kebesaran nama sastrawan tetap hidup dan
dikenal seperti: Rosihan Anwar, Usmar
Ismail, B.H Lubis, Amal Hamzah, Chairil Anwar, Nursjamsu, Anas Ma’ruf, Maria
Amin, Bung Usman dan Idrus. Mereka adalah beberapa sastrawan-sastrawati
beserta karya-karyanya yang diabadikan dalam Buku Kesusastraan Indonesia Di Masa Jepang. Dari buku itu kita bisa
mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi Sastra pasca penjajahan Jepang dan
pada saat itu kemajuan sastra Indonesia sempat mendapatkan halangan seperti diberhentikan
redaksi majalah pujangga baru dengan alasan kebarat-baratan yang menyebabkan
berakhirnya masa Angkatan pujangga baru1.
Selain itu kita bisa tahu siapa itu sosok sastrawan-sastrawati yang dituliskan
dalam buku itu. Seperti Maria Amin Sastrawati
dengan karya Dengar keluhan pohon mangga
yang mampu lolos sensor dari pemerintah Jepang. Dengan adanya buku itu pula, kelompok tugas pengantar kesusastraan saya, bisa mencantumkan karya itu sebagai contoh aliran sastra simbolik. Bermanfaat bukan? berarti H.B. Jassin secara tidak langsung membantu orang yang sedang mengkaji sastra. Selain Maria Amin ada Chairil Anwar
siapa yang tidak kenal dengan lelaki binatang
jalang ini. H.B. Jassin berteman baik dengannya dan H.B. Jassinlah yang
memberikan gelar Pelopor angkatan 45
untuknya.
Selain seorang kritikus H.B. Jassin disebut juga
seorang penelaah sastra Indonesia. Sebagai penelaah sastra Indonesia beliau
mengkategorikan menjadi dua bentuk (bahasa beliau lapangan dalam buku Ikhtisar
Sejarah Sastera Indonesia), yakni: Teori dan Kritik Sastra. Dalam Lapangan
teori beliau telah menerbitkan Tifa
Penyair dan daerahnya sedangkan dalam lapangan kritik sastra, beliau
mengumpulkan tulisan-tulisannya yang membahas persoalan-persoalan, karya-karya
serta tokoh-tokoh sastra Indonesia dalam buku yang diberinya judul Kesusastraan
Indonesia modern Dalam Kritik dan Essay (Rosidi,
2013:213).
Dari sekian pembahasan, menurut saya pengaruh dan jasa H.B. Jassin terhadap perkembangan sastra Indonesia ialah
sebagai seorang dokumenter sastra Indonesia. Beliau adalah seorang pemerhati
kelangsungan sastra Indonesia, bagaimana tidak ?, beliau bersusah payah mencari
dan mengumpulkan identitas, surat-surat, tulisan-tulisan tangan dan karya
sastra para pengarang (sastrawan) kala itu bahkan foto-fotonya juga, semua itu tidak
didapat secara mudah kenapa demikian. Sebab ada beberapa karya yang beliau cari
disurat-surat kabar dan majalah. Kemudian disimpan di Pusat Dokumentasi Sastra
miliknya, demi bukti keasriannya ada
beberapa kliping yang beliau simpan dalam bentuk guntingan dari surat-surat
kabar dan majalah. Semua itu beliau lakukan demi kelestarian dan kelangsungan
sastra Indonesia supaya rakyat Indonesia bisa tahu dan mengkajinya.
Di pusat Dokumentasi Sastra. Kita ini dapat
menyelam ke masa silam kesusastraan
Indonesia, masa silam pengarang dan penyair dengan suka-dukanya, kegelisahan,
harapan dan kekecewaannya di tengah masyarakat yang sedang bergolak, disitu
kita menemui masa silam dalam keutuhannya dan kita merasakan mengalirnya waktu
dari masa ke masa. Generasi demi generasi timbul dan pergi, generasi baru
tampil dengan gemuruh menggantikan generasi yang tenggelam untuk kemudian
digantikan pula oleh generasi yang lain (Jassin, 1994:9-10).
Satu lagi H.B. Jassin yang membawa teori sastra
harus dihakimi. Sebab itu yang membuat sastrawan masa kini untuk
mengembangkannya dan menyimpulkan bahwa memang benar sastra perlu di kritik. Kritik
bukan merusak justru kritik membongkar pikir pengarang yang tidak sempat ia
ungkapkan melalu tulisan. itulah yang menjadikan pengarang (sastrawan) abadi, sebab
semakin di bahas semakin terkenal pula tokoh sastrawan tersebut.
Sumber
Referensi:
Jassin, Hans Bague. 1993. KESUSASTRAAN INDONESIA DI MASA JEPANG. Jakarta: Balai Pustaka
. 2013. Chairil Anwar Pelopor ANGKATAN ’45. Jakarta: Balai Pustaka
. 1994. KORAN DAN SASTRA INDONESIA. Jakarta: PT
Penebar Swadaya
Rosidi, Ajip. 2013. IKHTISAR SEJARAH SASTERA INDONESIA. Bandung: PT. Dunia Pustaka JayaKeterangan
Gambar di unduh Selasa, 14 Februari 2017 https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Hb_jassin.jpg&filetimestamp=20080308021903&