Mine-Petra Sihombing

Rabu, 15 Februari 2017

Sekilas Tentang H.B Jassin Terhadap Perkembangan Sastra Indonesia

Sekilas Tentang H.B Jassin Terhadap Perkembangan Sastra Indonesia
Post by Muhammad Andi Fitrahman

Berkas:Hb jassin.jpg

Indonesia adalah Negara yang kaya akan Suku dan Budaya. Salah satu bagian budaya yang dimiliki bangsa Indonesia adalah Sastra. Sastra tidak lepas dengan sosok yang disebut dengan manusia sebab sastra bagian dari budaya dan budaya adalah bagian dari manusia itu sendiri. Kemunculan dan kemasyhuran Sastra Indonesia tidak lepas dari tangan-tangan kreatif pendahulu kita. Sebagai generasi baru kita patut bersyukur dan berterimakasih dengan adanya inovasi yang mereka miliki. Sebab, kita bisa belajar dan mengenal apa yang disebut dengan Sastra itu ?.

Salah satu tokoh sastrawan yang sangat berjasa akan kelestarian Sastra Indonesia adalah Hans Bague Jassin atau dikenal dengan sebutas H.B. Jassin. Beliau adalah seorang Kritikus, Sastrawan dan Seniman. H.B. Jassin lahir di Gorontalo, 31 Juli 1917 dan telah mengenyam pendidikan di HIS Gorontalo (1932), HBS-B 5 tahun di Medan (1939), Fakultas Sastra di Universitas Indonesia (1957), di Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-1959) dan menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia (1975) (Jassin, 1994:103).

Kehadiran H.B. Jassin di dunia Sastra sangat berkaitan dengan perkembangan Sastra Indonesia. Bagaimana beliau berinisiatif supaya sejarah, tokoh-tokoh sastrawan dan hal-hal yang menyangkut tentang sastra perlu didokumentasikan supaya kelestarian sastra Indonesia tetap ada , terjaga sepanjang masa dan menghindari terjadinya kepunahan. Dengan adanya pendokumentasian orang-orang dapat membaca, mengkaji ulang dan mengajarkan disekolah-sekolah sehingga tetap terjaga sampai ke generasi selanjutnya. Pusat Dokumentasi Sastra yang sebelumnya bernama Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Didirikan pada tanggal 28 Juni 1976 (Jassin, 1994:6). Pendokumentasian ini berawal dari sebuah hobi mengumpulkan berbagai karya-karya sastrawan, yang ditekuni sejak masih muda. Karena lembaga yang dimiliki H.B. Jassin ini sangat menarik  perhatian. Kemudian mendapat bantuan dari pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (dahulu Lembaga Bahasa Nasional) dan Dewan Kesenian Jakarta  (Jassin, 1994:7). Lambat laun lembaga ini mulai mengalami kemajuan berkat kerja keras dan usaha yang tulus serta bantuan-bantuan yang diberikan.

            Bangsa Indonesia memberikan apresiasi yang besar kepada beliau. Kemasyhuran  dan kebesaran nama sastrawan tetap hidup dan dikenal seperti: Rosihan Anwar, Usmar Ismail, B.H Lubis, Amal Hamzah, Chairil Anwar, Nursjamsu, Anas Ma’ruf, Maria Amin, Bung Usman dan Idrus. Mereka adalah beberapa sastrawan-sastrawati beserta karya-karyanya yang diabadikan dalam Buku Kesusastraan Indonesia Di Masa Jepang. Dari buku itu kita bisa mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi Sastra pasca penjajahan Jepang dan pada saat itu kemajuan sastra Indonesia sempat mendapatkan halangan seperti diberhentikan redaksi majalah pujangga baru dengan alasan kebarat-baratan yang menyebabkan berakhirnya masa Angkatan pujangga baru1. Selain itu kita bisa tahu siapa itu sosok sastrawan-sastrawati yang dituliskan dalam buku itu. Seperti Maria Amin Sastrawati dengan karya Dengar keluhan pohon mangga yang mampu lolos sensor dari pemerintah Jepang. Dengan adanya buku itu pula, kelompok tugas pengantar kesusastraan saya, bisa mencantumkan karya itu sebagai contoh aliran sastra simbolik. Bermanfaat bukan? berarti H.B. Jassin secara tidak langsung membantu orang yang sedang mengkaji sastra. Selain Maria Amin ada Chairil Anwar siapa yang tidak kenal dengan lelaki binatang jalang ini. H.B. Jassin berteman baik dengannya dan H.B. Jassinlah yang memberikan gelar Pelopor angkatan 45 untuknya.

Selain seorang kritikus H.B. Jassin disebut juga seorang penelaah sastra Indonesia. Sebagai penelaah sastra Indonesia beliau mengkategorikan menjadi dua bentuk (bahasa beliau lapangan dalam buku Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia), yakni: Teori dan Kritik Sastra. Dalam Lapangan teori beliau telah menerbitkan Tifa Penyair dan daerahnya sedangkan dalam lapangan kritik sastra, beliau mengumpulkan tulisan-tulisannya yang membahas persoalan-persoalan, karya-karya serta tokoh-tokoh sastra Indonesia dalam buku yang diberinya judul  Kesusastraan Indonesia modern  Dalam Kritik dan Essay (Rosidi, 2013:213).

Dari sekian pembahasan, menurut saya pengaruh dan jasa H.B. Jassin terhadap perkembangan sastra Indonesia ialah sebagai seorang dokumenter sastra Indonesia. Beliau adalah seorang pemerhati kelangsungan sastra Indonesia, bagaimana tidak ?, beliau bersusah payah mencari dan mengumpulkan identitas, surat-surat, tulisan-tulisan tangan dan karya sastra para pengarang (sastrawan) kala itu bahkan foto-fotonya juga, semua itu tidak didapat secara mudah kenapa demikian. Sebab ada beberapa karya yang beliau cari disurat-surat kabar dan majalah. Kemudian disimpan di Pusat Dokumentasi Sastra miliknya,  demi bukti keasriannya ada beberapa kliping yang beliau simpan dalam bentuk guntingan dari surat-surat kabar dan majalah. Semua itu beliau lakukan demi kelestarian dan kelangsungan sastra Indonesia supaya rakyat Indonesia bisa tahu dan  mengkajinya.

Di pusat Dokumentasi Sastra. Kita ini dapat menyelam  ke masa silam kesusastraan Indonesia, masa silam pengarang dan penyair dengan suka-dukanya, kegelisahan, harapan dan kekecewaannya di tengah masyarakat yang sedang bergolak, disitu kita menemui masa silam dalam keutuhannya dan kita merasakan mengalirnya waktu dari masa ke masa. Generasi demi generasi timbul dan pergi, generasi baru tampil dengan gemuruh menggantikan generasi yang tenggelam untuk kemudian digantikan pula oleh generasi yang lain (Jassin, 1994:9-10).

Satu lagi H.B. Jassin yang membawa teori sastra harus dihakimi. Sebab itu yang membuat sastrawan masa kini untuk mengembangkannya dan menyimpulkan bahwa memang benar sastra perlu di kritik. Kritik bukan merusak justru kritik membongkar pikir pengarang yang tidak sempat ia ungkapkan melalu tulisan. itulah yang menjadikan pengarang (sastrawan) abadi, sebab semakin di bahas semakin terkenal pula tokoh sastrawan tersebut.


Sumber Referensi:
Jassin, Hans Bague. 1993. KESUSASTRAAN INDONESIA DI MASA JEPANG. Jakarta: Balai Pustaka
                               . 2013. Chairil Anwar Pelopor ANGKATAN ’45. Jakarta: Balai Pustaka
                               . 1994. KORAN DAN SASTRA INDONESIA. Jakarta: PT Penebar Swadaya
Rosidi, Ajip. 2013. IKHTISAR SEJARAH SASTERA INDONESIA. Bandung: PT. Dunia Pustaka Jaya


Keterangan

Gambar di unduh Selasa, 14 Februari 2017  https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Hb_jassin.jpg&filetimestamp=20080308021903&